26 Juli 2013

Padahal Letakku Dekat Saja...






Selamat hari puisi, kak Fiqah. Sahurnya nikmat sekali... :')


26 Juli 2013 - dini hari

Kepikiran

"Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya" - Winnda Efendi

Toh, hubungan persahabatan juga terbentuk dari individu-individu yang tidak sempurna. Masing-masing dari kita mempunyai tujuan dan kepentingan tersendiri. Lalu, apakah mereka ditakdirkan hanya untuk menjadi pelengkap kita dalam menjalani kehidupan? 

23 Juli 2013

#SuratBulanJuli

Hari ini, salah seorang blogger yang selama ini tulisan-tulisannya rutin menghiasi dasborku berulang tahun. Juandha namanya. Beberapa minggu yang lalu, dia membuat sebuah postingan dimana isinya berupa tantangan kepada siapa saja untuk mengiriminya surat di bulan Juli. Iya, katanya untuk menenangkan dia yang sedang panik dalam menyambut usia ke dua puluh satu. Hm, seru juga, pikirku. Akhirnya, kuputuskan untuk mengikuti tantangan tersebut.

Kemarin siang, saya bermaksud menuliskan sebuah surat yang sederhana saja. Cukup dengan beberapa kalimat ucapan selamat dan do'a. Namun entah kenapa penjelasan saya malah ngelantur kemana-mana. Selembar kertas saja ternyata tidak cukup. Dan setelah dua semester tidak dibebani dengan laporan Fisdas, tulisan tangan saya ternyata semakin tidak karuan bentuknya. Tapi surat saya akhirnya selesai juga, fiuh. Yaaah, semoga ia tiba tepat waktu di tempat tujuan.



Selamat ulang tahun, Juandha yang lahir di bulan Juli. Dan selamat membalas surat-surat yang berdatangan di bulan Juli :')

19 Juli 2013

Kumpul 26

Menikmati waktu liburan rasanya tidak afdol tanpa bersua dengan teman-teman lama. Apalagi untuk kami yang telah berstatus mahasiswa, tentunya sudah sangat sulit bagi kami untuk sekedar bercanda atau menghabiskan waktu secara bersama-sama. Karena perkuliahan di semester genap telah berakhir, maka tibalah waktunya untuk menjadwalkan berbagai pertemuan bersama teman-teman sekolahan.

Dua hari yang lalu, showtime, yakni pertunjukan yang dilakukan oleh belasan organisasi di sekolah saya dulu, SMA Negeri 5 Makassar, kembali diadakan. Showtime selalu menjadi ajang yang paling dinanti-nantikan oleh seluruh komponen sekolah, baik dari guru-guru maupun alumninya. Sebenarnya, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan merekrut murid-murid baru untuk bergabung ke dalam organisasi yang mereka inginkan. Empat tahun yang lalu ketika saya masih duduk di kelas XI, bersama teman-teman dari angkatan 26 PMR Wismu 05-205 Makassar, kami berpartisipasi di dalam kegiatan showtime tersebut. Atmosfer ketika menyaksikan showtime dari tahun ke tahun pun tetap sama, menakjubkan.

serangan udara

tim penolong empat tahun yang lalu -_-

Tak dapat dipungkiri, kegiatan showtime memang mampu menjadi sarana tempat berkumpulnya kembali berbagai angkatan dari setiap organisasi. Begitupun dengan angkatan saya, angkatan 26. Tidak begitu banyak sih yang hadir, tapi lumayan banyak dibandingkan hari-hari biasanya :')

angkatan 26 (asli + palsu)

Wismuuuu, Limaaaaaa!!!

Esok harinya, bersama beberapa teman angkatan, kami berencana untuk menjemput Afifah yang baru pulang dari Jogja dan melanjutkan perjalanan ke rumah Aiyy guna memberikan kejutan atas usianya yang kini memasuki angka dua puluh.

menunggu Afifah~

Lhya, Wantos, Afifah, Cupsky, Nunuu

Selamat ulang tahun, bayiii :'3

Best friends are family that you choose. Salam bbuing-bbuing! *kucek-kucek mata*

16 Juli 2013

SIAPAKAH DIA?

Menjelma di bayang-bayang sepi
Dengan sorot mata yang begitu letih
Setelah mencari-cari
Berhari-hari

Suara yang mulai serak dikala tertawa
Yang masih gemar berbagi pesan rahasia
Dan senang membisikkan selaksa kisah
Tatkala matahari bergegas 
Hingga semburat ungu terlepas

Yang menuntunku bersolek di lemari kaca
Mengusap kerut wajah yang telah menua
Menggumamkan beberapa kalimat menggoda
Dan hembusan napas dari masing-masing kita
Mengembun, menyeruak ke mana-mana

Siapakah sebenarnya dia?

Yakni kenangan yang menorehkan mimpi
Pada tidur pulasku
Juga khayalan yang mengendap perlahan
Dalam sebutir airmataku
Dia 
yang kekal dalam doaku

16 Juli 2013 - di bawah pohon Fakultas Farmasi

9 Juli 2013

Padahal Sudah Ramadhan


Di bulan yang penuh berkah ini, dimana sepatutnya kita sebagai makhluk-Nya menjauhi noda dan dosa serta saling bermaafan antar sesama, ternyata masih ada yang secara terang-terangan bergunjing bahkan memfitnah. Saya tidak mengerti apa yang menjadi alasan mereka sampai tega mengolok-olok seseorang yang, maaf, menjalin hubungan akrab sebelumnya saja tidak. Hati yang telah dipenuhi dengan perasaan dengki memang akan membiarkan seluruh inderanya untuk terlena berbuat keusilan. 

Memaafkan sungguh tidak mudah. Dan harus saya akui, saya begitu sulit mengucapkan kata maaf, apalagi untuk melupakan. Sebelumnya saya sudah sangat cukup memaklumi dengan kebiasaan mereka yang gemar menuturkan kata-kata tidak sedap mengenai orang lain. Tapi, ketika saya yang akhirnya menjadi sasaran berikutnya, saya yang tak tahu-menahu mengenai apa yang kini menjadi pembahasan mereka, sungguh saya merasa sangat dirugikan. 

Sesungguhnya telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an,

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Adakah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." - (Q.S. Al-Hujurat: 12)

Semoga Kamu Tidak Membacanya

Sudah hampir dua minggu kamu meninggalkan tempat ini, kota ini. Dan selama itu pula aku tidak pernah melihatmu lagi. Beberapa hari kuperhatikan, rupanya kamu masih sulit untuk melupakan bayang-bayang kota ini, terutama rutinitasmu selama disini. Itu terbukti dengan beberapa tulisan yang kau hadirkan setelah mengais jejak yang akhirnya bertumpuk menjadi beberapa bagian di situs pribadimu. Aku termangu membaca tulisanmu, karena kamu masih sanggup mengingat semuanya. Beda denganku yang hanya merekam beberapa kejadian aneh, itupun karena ulahku sendiri.

Beberapa saat setelah kamu mempublikasikan tulisanmu, aku pun tidak mau kalah dengan membuat tulisan tentang kamu yang mungkin tidak pernah menyadari bahwa semesta telah menyuguhkan kita kesempatan untuk bertemu. Mengingat tulisanku sangat cetek dibandingkan kepunyaanmu, tak perlulah aku ikuti dengan sok menyebarluaskannya. 

Dalam gelap malam yang berganti, sesekali aku mengecek jejaring sosialku. Seperti ada yang mengeroyokku sambil bersahut-sahutan ketika kudapati kau menemukan tulisanku tempo hari itu. Iya, kamu menemukannya, dan bisa kutebak saat ini kamu sedang membacanya. Sekali lagi, tolong biarkan aku lenyap bersama tulisan itu sesaat setelah kau berkedip. Tingginya penayangan pada tulisan itu sebanding dengan tingginya kekhawatiran yang terus membayangiku. Rasa bersalah, takut, malu, semuanya bercampur baur. Satu-satunya yang dapat kuperbuat hanyalah menghubungi beberapa teman dan meminta tanggapannya. Aku sangat takut jika sampai tulisan itu membuatmu sakit hati, lalu dendam, dan akhirnya melaporkanku ke pihak berwajib. Aaaaahhh... 

Yang benar saja, beberapa hari setelah itu kau kembali menyebarkan link dari tulisanku di jejaring sosialmu. Dan tidak usah ditanya berapa banyak penggemarmu yang ikut merespon bahkan menyapaku. Jika memang niatmu hanya untuk menggerayangiku dengan kegelisahan dan keresahan agar aku jera, sungguh, aku sudah teramat sangat jera. 

Kemarin, lagi-lagi bayanganmu hadir begitu dini disaat nafasku telah berhembus bebas. Pada situs jejaring sosial yang santer digandrungi oleh penduduk di planet ini, kamu menambahkanku untuk menjadi teman sekaligus menandaiku sebuah gambar. Kembali aku bergelut dengan kecemasan, dan kembali rasa bimbang merenggut ruang. Entah itu merupakan maksud baik atau sebaliknya, namun rasa senang belum mampu terbayang.

Tak sengaja tadi aku melihat namamu berada di jejeran nama pengguna yang sedang berulang tahun hari ini. Aku turut berbahagia untukmu. Semoga kesehatan dan kesuksesan selalu mendampingimu. Semoga pertemuan kemarin digoreskan agar kita dapat saling mengenal. Dan semoga kamu tidak menemukan apalagi membaca tulisan ini :')

Makassar, 09 Juli 2013

4 Juli 2013

Jika Aku Menjadi Surveyor

Surveyor adalah orang yang melakukan kegiatan survey, yakni teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden. Sebelumnya telah dijelaskan pada postingan berikut bahwa beberapa hari ini aku dan beberapa teman se-jurusan diamanahkan sebuah pekerjaan untuk menjadi seorang surveyor. 

Jadi, Survei Persepsi Masyarakat Terhadap Integritas Pemilu yang kami lakukan ini, diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam menyusun strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi yang melakukan kerjasama dengan beberapa dosen Statistik di jurusan. Sebelum melakukan wawancara kepada responden, terlebih dahulu kami dibekali pengetahuan dan petunjuk pelaksana (Juklak) sebagai enumerator oleh utusan dari KPK.

sedang mempelajari panduan wawancara

Hari Pertama.
Pukul delapan pagi. Ada Aidil yang sedang mengelompokkan gift yang akan diberikan kepada responden, Ashar yang sibuk menghitung jumlah blangko kuesioner untuk dimasukkan ke dalam ranselnya, aku yang sedang memilah-milah Surat Pengantar untuk dibawa ke Kelurahan, dan Pak Kresna yang sedang membagi-bagikan kami uang saku. Ketika semuanya telah siap, bersama-sama kami meninggalkan ruangan Pak Kresna yang disusul dengan kalimat penyemangat darinya. 

Tak perlulah kupaparkan bagaimana susahnya ketika aku dan Ashar harus bolak-balik Kelurahan Balang Baru - Kantor Kesatuan Bangsa demi melegalkan Surat Izin Penelitian. Pukul satu siang, kami baru menemukan banyaknya jumlah penduduk dari Kelurahan tersebut. Setelah menggunakan Tabel Randomisasi dan Rumus Penentuan Individu, maka kami harus mengambil 13 responden di RT 4 (RW 8) dan 12 responden di RT 7 (RW 6) dengan interval nomor urut rumah sebanyak tiga belas ._______.

ketika mewawancarai nenek Hajrah

Sore mulai menghampiri, aku dan Ashar tidak tega untuk meninggalkan kediaman Ibu Kori, responden keenam kami. Dia hanya tinggal berdua dengan anaknya yang seharian sibuk bekerja di salah satu Bank ternama. Saking asyiknya bercerita, kami berdua tidak sadar bahwa sebentar lagi petang akan berganti dengan malam. Ibu Kori mengantar kepulangan kami sampai di depan beranda rumahnya.

Ibu Kori & Ashar

Hari Kedua.
Pukul delapan pagi, Ashar mengejutkanku dengan kabar bahwa utusan dari KPK ingin bertemu kami di salah satu rumah responden. Gawat. Kini giliranku yang harus melakukan proses wawancara, dan syukurlah karena responden yang kutemui lumayan cerdas dan ramah. Setelah pamit kepada pemilik rumah, rupanya dua orang utusan dari KPK tadi juga ingin pamit untuk kembali mengawasi beberapa kelurahan lainnya. Aku dan Ashar juga kembali melanjutkan tugas dengan mencari nomor urut rumah berikutnya.

Secara bersamaan, arah telunjuk kami terhenti di depan rumah sederhana yang sepertinya sedang kedatangan banyak tamu. Duh, mengganggu saja kami ini, pikirku. Dan setelah menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami, ternyata penghuni rumah begitu antusias menerima kehadiran kami.

Sepasang suami istri yang sudah berumur lanjut sedang berkumpul bersama anak-anaknya yang kini telah mapan. Salah seorang anaknya yang tampan dan single yang bernama Iksan bersedia menjadi responden kami. Setiap pertanyaan diberikan, kak Iksan selalu saja melontarkan jawaban unik yang akhirnya membuat seisi rumah tertawa. Sebenarnya, hampir setiap rumah yang kami kunjungi selalu menawarkan kami untuk makan dan minum. Tapi, keluarga kak Iksan tidak hanya melakukan hal serupa, mereka juga membungkuskan kami beberapa makanan ringan dan minuman sebagai bekal di perjalanan, katanya. Setelah itu, mereka mengajak kami untuk berfoto layaknya sebuah foto keluarga..

Kak Iksan, kedua orang tua Kak Iksan, Nunuu, Ashar, kakaknya Kak Iksan (taken by: adiknya Kak Iksan)

Hari Ketiga.
Masih tersisa sepuluh responden lagi. Aku dan Ashar tetap optimis untuk menyelesaikan semuanya pada hari ini. Berkat bantuan informasi dari Bapak Ketua RW 6, kami pun berhasil menemukan sepuluh responden dari tiga nama ruas jalan yang berbeda-beda *hoamz

Hartini, dia seumuran denganku .. :"

Pak Syamsir yang selalu tersenyum

Menjadi seorang surveyor tidak hanya sebatas menentukan lokasi, wawancara, lalu mengumpulkan data. Tapi sebuah kerja keras untuk memperoleh tontonan bahwa di luar sana banyak orang yang mampu menghargai satu sama lain, banyak orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi, dan sedikit orang yang pandai berempati atas itu...

selamat beristirahat :')

3 Juli 2013

New Job, New Experience

Banyak yang bilang kalau pengalaman adalah guru terbaik, karena berupa kejadian yang menimpa hidup setiap orang sehingga mampu menimbulkan sebuah motivasi dalam menyikapi hidup. Karena pengalaman memungkinkan kita sebagai manusia yang awalnya belum tahu sehingga menjadi tahu, maka pengalaman merujuk kepada pengetahuan. 

Saat ini, saya sedang mengerjakan sebuah pekerjaan yang diberikan langsung oleh dosen Statistika saya, Pak Kresna. Bersama tujuh orang lainnya, kami ditugaskan untuk melakukan 'Survei Persepsi Masyarakat terhadap Integritas Pemilu' di empat kelurahan yang berbeda. Karena sebelumnya telah dilakukan pengambilan sampel acak oleh sang dosen, maka terpilihlah Kelurahan Mamajang Dalam, Kelurahan Mandala, Kelurahan Jongaya, dan Kelurahan Balang Baru. Saya dan Ashar ditempatkan di Kelurahan Balang Baru, Kecamatan Tamalate. Kami dituntut untuk menemukan 25 responden dalam setiap kelurahan. Cara menemukan respondennya pun sungguh tidak mudah.

Dari hasil pendataan jumlah RW dalam satu kelurahan, akan terpilih RW apa saja yang harus kami kunjungi atas petunjuk dari tabel randomisasi RW. Setelah itu, kami harus mendata lagi berapa banyak jumlah RT dalam RW yang harus kami kunjungi tersebut, dan akan terpilih lagi RT apa saja yang harus kami kunjungi atas petunjuk dari tabel randomisasi RT. Selanjutnya, kami harus mendata lagi berapa banyak jumlah penduduk dari setiap RT yang kemudian akan digunakan rumus untuk menentukan interval nomor rumah warga dalam menemukan responden. 

Saat tiba di lapangan, saya dan Ashar benar-benar kelimpungan melihat penomoran rumah/RT/RW di kelurahan tersebut. Penomoran yang tidak berurutan dan tertata rapi membuat rumus penentuan individu kami pun lumayan aneh. Pembulatan ke atas, pembulatan ke bawah, rumus cadangan n+1, n-1, bahkan n+seadanya kami gunakan agar dapat menemukan responden dengan cepat. Yah, intinya kan random samplingnya telah terpenuhi huehehe. Semoga pelaksanaan wawancara ini berjalan lancar dan segera rampung, Amin..

uhuk!