...takkan mati kejujuran itu,
takkan runtuh yang datar, takkan putus yang kendur,
takkan patah yang lentur.
(Lontara Rindu, S. Gegge Mappangewa)
sekuntum cahaya berpendaran
hidupkan segenap kesunyian malam
pohon-pohon runduk dalam sembahyang
rindu menderas menyambut salam
sempurna kuserahkan jiwa kasmaran
telaga airmata tumpah menggenang
perjalanan panjang dan melelahkan
memburumu dalam rindu yang tak padam
(Sekuntum Cahaya, Muhary Wahyu Nurba)
teman-teman panitia dan Muhary Wahyu Nurba
"Waktu
itu, aku juga merasa sudah sangat mengenalmu. Aku yakin kita pasti sudah
bertemu, sangat yakin. Hanya saja aku lupa kapan dan dimana pertemuan itu
terjadi. Barangkali di sajak-sajak penyair yang tak pernah selesai, atau di
halaman belakang sebuah roman yang berakhir tak bahagia, atau di dalam
lirik-lirik lagu yang mendentingkan sunyi di telinga, atau di alun nada musik
semesta yang kudengar semasa masih di rahim ibu. Entahlah."
(Sepatu Dahlan, Khrisna Pabichara)
bersama Khrisna Pabichara