31 Januari 2013

Semester Empat

Tidak sengaja membaca salah satu tweet teman se-jurusan yang sekedar memperingatkan bahwa empat hari lagi kuliah perdana, tiba-tiba saya gelisah. Ya, kegundahan dan kegalauan kembali merajahi kepala saya. Teringat akan IP semester lalu yang menurun drastis sehingga membuat air mata berderai berhari-hari, saya tidak mampu membayangkan bagaimana saya mampu melewati semester empat ini. Apalagi, ketika saya masih berseragam SMA, saya pernah mendengar bahwa semester empat adalah semester terberat dalam perkuliahan. Duh, saya semakin lesu.

Terkadang saya beradu argumen dengan diri saya sendiri mengenai keputusan saya menggeluti jurusan ini. Entah siapa yang harus disalahkan. Mungkin kepala saya karena sering lelah dan ingin memecah belah jika sudah dihadapkan dengan teorema, atau mungkin saya sendiri yang sangat teramat payah. Tapi, selalu ada keluarga, sahabat, teman, yang selalu memantapkan hati dan pikiran saya dari setiap tempaan. Selalu ada semangat dari mereka yang mampu mengikiskan luapan amarah atas segala keluhan. 

Semester empat bukan berarti segala sesuatunya menjadi dekat. Justru, inilah tahap dimana saya harus lebih memfokuskan detak, derap, langkah, dan arah. Menganggap semua masalah akan selesai dengan sendirinya, menyepelekan segala bentuk nasihat, itulah yang mesti saya lenyapkan agar tidak semakin mewabah dalam diri saya. 

Dan kembali saya teringat bahwa empat hari lagi kuliah perdana. Saatnya bersiap diri. Tak lupa menyiapkan semangat tentunya. Karena semangat pun mirip dengan grafik matematika yang kadang naik, dan kadang turun. Saat berada di kuadran pertama, semangat terletak di titik puncak. Namun, saat berada di kuadran kedua, semangat kadang timbul, kadang tenggelam. Ah, jadi ngelantur kemana-mana. Baiklah, untuk teman-teman yang juga akan menghadapi Semester Empat, SEMANGAT !


27 Januari 2013

Menunggu Siapa?


bukannya diri ini jengah
bukannya hati ini lelah
namun, aku pun enggan melangkah
menjemput asa yang merekah

kepada siapa akan kutautkan rasa ini ?
jika seluruh hati ini telah kau curi
pergi dan menghilang tanpa kabar
diam dan membisu tanpa berita

mungkin, aku masih bersedia menunggu
menunggu dan terus menunggu
diam dan terus diam
sampai akhirnya kau menemuiku
sambil menggenggam tangannya
dan bertanya "menunggu siapa ?"

* teringat akan sahabat yang belum lelah menunggu
semangat, semoga dia sadar jika sedang ditunggu :)

12 Januari 2013

Bermimpi Lagi


Di kala gulita menyambut datangnya malam, seorang perempuan mulai memejamkan mata. Dia siap untuk bermimpi. Memimpikan sesosok pria yang selalu saja menghiasi ruang pikirnya belakangan ini. Hari itu adalah hari Jumat, tepatnya tanggal 1 Februari. Pria itu mengirimkannya sebuah pesan. Pesan yang berisikan sebuah alamat website. Sepasang mata tersebut seakan tak ingin berkedip tatkala dirinya membaca alamat website itu.

"Ah, nama ini !"

Dengan segenap hati dia segera membuka alamat itu. Dia menemukan tiga buah tulisan di dalamnya, dua diantaranya adalah puisi yang benar-benar membuat hatinya terenyuh. Kata demi kata dipenggal dengan saksama. Tiba-tiba, dia merasakan tubuhnya telah hanyut di sebuah sungai. Terbawa oleh arus yang sangat lembut, terhempas jauh ke bawah jurang yang begitu empuk. Ini pasti mimpi, gumamnya. Tidak, ini nyata. Tulisan ini nyata. Dia menyimpan perasaan juga terhadapku, pikirnya. Akhirnya, si perempuan membalas pesan pria itu.

"Aku sudah membacanya, terima kasih"
"Terima kasih untuk apa?"
"Untuk semuanya, terutama untuk tulisanmu"
"Jadi, apakah menurutmu tanggal 1 Februari ini spesial?"
"Tentu saja. Tak akan pernah kulupa"

Sambil menggenggam erat ponsel miliknya, perempuan itu melangkahkan kaki-kaki kecilnya menapaki jalan yang sepi, yang sunyi. Embun tertawa, matahari menggoda, dia tersipu malu. 
"memang benar, semua berawal dari mimpi"

Pukul dua belas malam. Perempuan itu menguap dan melihat keadaan sekitar. Dia mengambil ponselnya dan berniat kembali membaca tulisan pada website tersebut. Alamat tak ditemukan. Kemana perginya tulisanmu? Perempuan itu lalu membuka kotak pesannya. Tak ada pesan masuk dari sang pria pujaan. Rupanya, ini masih Januari.
"malam bukan hanya malam ini, aku masih bisa bermimpi lagi", ucapnya sambil tersenyum.

Beberapa jam berlalu, kantuk belum juga menyambut. Perempuan itu tak sengaja membuka jejaring sosial. Menemukan segala bentuk informasi. Namun, seperti ada segerombol awan hitam yang muncul pada layar ponselnya. Letak dari sekumpulan huruf yang dibacanya sudah tidak dapat dirubah lagi. Dapat terlihat jelas sebuah kalimat mesra yang ditulis oleh pria itu, namun bukan untuk dirinya. 
"malam bukan hanya malam ini, aku masih bisa bermimpi lagi. tapi, bukan tentang kamu"

Ada yang hangat pada kelopak matanya. Meninggalkan jejak basah pada layar ponselnya.

10 Januari 2013

Bertemu Lagi

Kemarin, kita pernah sama-sama menuliskan biodata diri dan semua mimpi-mimpi kita pada sebuah kertas binder berwarna yang kemudian akan kita tukarkan dengan biodata teman kita yang lain. Ada rasa kepuasan dan kebanggaan tersendiri ketika biodata kita lebih unik atau lebih menarik dibandingkan lainnya. Membaca tulisan-tulisan dari teman-teman pun tak kalah mengasyikkan. Tapi itu kemarin, (kurang lebih) delapan tahun yang lalu. Hari ini, kita dipertemukan lagi. Kita yang sudah berumur sekitar 19-20 tahun.

Mengingat-ingat lalu menceritakan masa-masa di Sekolah Dasar memang tak ada habisnya. Awalnya hanya tersenyum, lalu tertawa, beberapa saat kemudian terkekeh-kekeh, tak terasa air mata jatuh saking lucunya mengenang masa-masa itu. Hal serupa lah yang terjadi saat saya dan beberapa teman SD bertemu siang tadi. Semalam, saya dan Ina sibuk mengirimkan pesan ke beberapa teman untuk reuni kecil-kecilan hari ini. Sangat sedikit yang merespon pesan kami. Mungkin karena sebagian besar dari mereka sudah bekerja, bahkan beberapa telah berumah tangga sehingga mereka sulit menyempatkan diri untuk menghadiri pertemuan ini. Tak apa, meskipun sedikit saya tetap ingin bertemu.

Akhirnya, saya menjemput Anti (sahabat sejak TK hingga SMP) lalu bersama-sama ke tempat yang telah kami sepakati untuk bertemu. Hampir dua jam kami berdua bercerita panjang lebar. Ah, saya sudah lupa kapan terakhir kalinya seperti ini. Itu karena dia melanjutkan sekolahnya di SMUN 2 Tinggimoncong, lalu kuliah di ITB. Beberapa jam kemudian, si Endang datang. Endang sekarang makin cantik, apalagi dia sudah mengenakan jilbab. Lalu, muncullah si Ammi, teman sebangku saya selama di Sekolah Dasar. Ammi yang memiliki tubuh agak besar sehingga bertahun-tahun selalu menjadi ketua kelas. Ammi yang selalu melindungi murid-murid perempuan. Ammi yang mempunyai nama lengkap mirip dengan nama saya, Nur Rahmi Budiman.

ya ampuun, nunuu -_-

Nunuu, Ammi, Endang, Anti

Sorenya, Nita, Imam, Ina, dan Fadhil menyusul. Tawa kami meledak saat melihat Fadhil. Fadhil yang sekarang sudah kurus. Ammi sampai tak rela karena melihat perubahan drastis yang terjadi pada tubuh Fadhil. Anti pun berbisik, "Nuu, kenapa Fadhil makin cakep?" -_- waduh. 

"lanjut dimana ko?" "astaga, mukenal ini?" "astaga, teman blabla ku itu" . Kutipan tersebut tidak asing ketika dua orang atau lebih akhirnya bertemu lagi setelah beberapa waktu yang lama. Dan pada akhirnya, kita akan terheran-heran karena dunia ini begitu sempit. 

Hari ini kita bertemu lagi. Saling bercerita tentang kesibukan kita masing-masing, tentang harapan-harapan kita nanti, dan semoga saat kita berjumpa lagi, semua asa kita telah terpenuhi. Anti, anak yang dulunya ceroboh, cuek, dan pemalas ini sekarang lanjut di jurusan Teknik Lingkungan. Saya sampai terkejut  saat mendengarnya berbicara seputar kebersihan. Endang, dia sekarang kuliah di salah satu Institut Penerbangan. Ya, dari segi penampilan memang sudah sangat sesuai. Ammi, dari SD dia jago dalam pelajaran Bahasa Indonesia, jadi sudah sangat wajar karena sekarang dia mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Nita, gadis mungil ini dulunya memang sangat rapi dan teliti. Tidak heran jika dia mengambil jurusan Akuntansi. Ina, anak yang sangat gigih dalam melakukan sesuatu, sudah semakin berwibawa sejak menuntut ilmu di STKS. Fadhil, yang dulunya sering saya ejek dengan sebutan "battalak" dan "diet", sekarang benar-benar kurus. Dia melanjutkan studinya di jurusan Ilmu Komunikasi. Imam, yang dulunya adalah preman kelas dan sepertinya sudah ngebet nikah, sekarang sudah bekerja dan bisa mentraktir kita-kita pada hari ini. Sedangkan saya, saya hanya bisa tertawa pasrah saat mereka berkata "tidak capek ko itu belajar Matematika dari SD?" | "deh, semakin mirip ko rumus, Nuu", dan beberapa kalimat unyu lainnya.

Tak peduli berapa juta kebahagiaan dapat melenakan. Namun, ketika kenangan itu diputar kembali, akan ada sederet senyum, akan ada sekumpulan tokoh, dan akan terbersit kata rindu ...



Nita, Ina, Fadhil, Imam, Endang, Ammi, Saya, Anti

2 Januari 2013

2012, Terima Kasih.

dua belas bulan berlalu lagi. tentunya dihiasi dengan pertemuan, perpisahan, dan segala bentuk kejadian. pergantian tahun hanya mementalkan kenangan-kenangan yang belum rampung. sedangkan mimpi, mimpi kita belum mengapung. dia masih ada, masih tersimpan baik dan akan selalu siap untuk dibawa kemana-mana di tahun selanjutnya. 

masih jelas dalam ingatan saya kenangan-kenangan yang telah terukir di tahun 2012. setahun ini saya masih berstatus sebagai mahasiswa tentunya. tidak seperti di tahun 2011 kemarin, begitu banyak kejadian, begitu banyak ujian, begitu banyak pembelajaran. ya, di tahun 2011 saya merasakan pilunya perpisahan di bangku SMA sekaligus merasakan kebahagiaan karena telah menjadi seorang mahasiswa. semuanya masih terangkum baik disini

saat ini, peristiwa-peristiwa setahun silam masih sering terkuak di ruang fikir saya. mungkin dengan mengingatnya kembali, saya bisa merenungi segala bentuk perubahan yang terjadi. 

1. masih jelas di ingatan saya ketika indahnya libur semester ganjil tidak dapat saya nikmati. itu karena, saya dan teman-teman lainnya harus mengikuti sebuah proses yang sangat panjang sebagai Mahasiswa Baru. ya, PENGKADERAN. Pengumpulan, Progresip, Pengumpulan (lagi), Bina Akrab, PMMTD, PMMTL, dan Inaugurasi. namun, dari kesemuanya saya hanya mengikuti kegiatan hingga PMMTD. 

kostum pengumpulan (pakaian berwarna gelap + gombrang, air minum, roti, pin, tanda pengenal, tas ransel)

beberapa saat sebelum Bina Akrab

Polinom 2011

2. sebenarnya, pertemuan saya dengan bocah-bocah ini sudah dari awal semester satu. namun, entah kenapa kami menjadi semakin akrab setelah kelas kami terpisah. bahkan kami harus berpisah dengan Yulia dan Ilha di semester tiga ini dan untuk semester-semester selanjutnya. Yulia pindah ke Fakultas Ekonomi, dan Ilha ke Fakultas Kedokteran Gigi. tapi itu tidak membuat frekuensi pertemuan kami berkurang. kami masih sering ngumpul di jurusan.

(kiri ke kanan) Aul, Yulia, Riza, Ainun, Ulfah, Neni, Saya, Nita, Ilha {}

3. bulan Mei 2012, saya bergabung di Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting Unhas. untuk mengetahui asal-muasalnya, bisa dibaca disini. setelah mengikuti sekolah menulis dan TOWR, akhirnya saya menjadi anggota dan menjadi pengurus di periode ini. bertemu dengan mereka, teman-teman yang mempunyai minat dan kegemaran yang sama sungguh menyenangkan. pelajaran, motivasi, semangat untuk berkarya, semuanya saya peroleh dari mereka. yah, semoga saja proyek antologi kami di awal tahun ini dapat segera terealisasikan.


TOWR III (Puntondo, Takalar)

4. sejak bergabung di Forum Lingkar Pena, minat membaca saya pun semakin bertambah. di tahun 2012 juga lah pada akhirnya saya tertarik untuk menghadiri kegiatan semacam bedah buku, launching buku, workshop kepenulisan, dan semacamnya. 


ketika bertemu Shinta Yudisia, Muhammad Assad, Umma Azura & Reza Mustafa, Aan Mansyur, Gina S. Noer

5. 19 Juni 2012, keponakan saya yang ketiga lahir. anak pertama dari kakak ketiga saya ini bernama Hana Humairah. bertambah lagi alunan tawa dalam keluarga kami. bertambah lagi suara-suara yang akan memanggilku dengan sebutan "tante"

Hana Humairah

6. tidak terasa, umur saya sudah menginjak 19 tahun. usia yang semakin senja membuat saya sering merindukan masa-masa dimana saya belum terbebani dengan impian dan masa depan. namun, hidup harus terus berjalan. ada yang wajib ditelusuri untuk menjemput asa dan penantian. 


sahabat-sahabat di SMA

gadis-gadis rumus

saatnya bergegas menuju 2013. lupakan rintihan luka, lupakan pedihnya duka. tak lupa, ucapkan terima kasih kepada 2012.