10 Januari 2013

Bertemu Lagi

Kemarin, kita pernah sama-sama menuliskan biodata diri dan semua mimpi-mimpi kita pada sebuah kertas binder berwarna yang kemudian akan kita tukarkan dengan biodata teman kita yang lain. Ada rasa kepuasan dan kebanggaan tersendiri ketika biodata kita lebih unik atau lebih menarik dibandingkan lainnya. Membaca tulisan-tulisan dari teman-teman pun tak kalah mengasyikkan. Tapi itu kemarin, (kurang lebih) delapan tahun yang lalu. Hari ini, kita dipertemukan lagi. Kita yang sudah berumur sekitar 19-20 tahun.

Mengingat-ingat lalu menceritakan masa-masa di Sekolah Dasar memang tak ada habisnya. Awalnya hanya tersenyum, lalu tertawa, beberapa saat kemudian terkekeh-kekeh, tak terasa air mata jatuh saking lucunya mengenang masa-masa itu. Hal serupa lah yang terjadi saat saya dan beberapa teman SD bertemu siang tadi. Semalam, saya dan Ina sibuk mengirimkan pesan ke beberapa teman untuk reuni kecil-kecilan hari ini. Sangat sedikit yang merespon pesan kami. Mungkin karena sebagian besar dari mereka sudah bekerja, bahkan beberapa telah berumah tangga sehingga mereka sulit menyempatkan diri untuk menghadiri pertemuan ini. Tak apa, meskipun sedikit saya tetap ingin bertemu.

Akhirnya, saya menjemput Anti (sahabat sejak TK hingga SMP) lalu bersama-sama ke tempat yang telah kami sepakati untuk bertemu. Hampir dua jam kami berdua bercerita panjang lebar. Ah, saya sudah lupa kapan terakhir kalinya seperti ini. Itu karena dia melanjutkan sekolahnya di SMUN 2 Tinggimoncong, lalu kuliah di ITB. Beberapa jam kemudian, si Endang datang. Endang sekarang makin cantik, apalagi dia sudah mengenakan jilbab. Lalu, muncullah si Ammi, teman sebangku saya selama di Sekolah Dasar. Ammi yang memiliki tubuh agak besar sehingga bertahun-tahun selalu menjadi ketua kelas. Ammi yang selalu melindungi murid-murid perempuan. Ammi yang mempunyai nama lengkap mirip dengan nama saya, Nur Rahmi Budiman.

ya ampuun, nunuu -_-

Nunuu, Ammi, Endang, Anti

Sorenya, Nita, Imam, Ina, dan Fadhil menyusul. Tawa kami meledak saat melihat Fadhil. Fadhil yang sekarang sudah kurus. Ammi sampai tak rela karena melihat perubahan drastis yang terjadi pada tubuh Fadhil. Anti pun berbisik, "Nuu, kenapa Fadhil makin cakep?" -_- waduh. 

"lanjut dimana ko?" "astaga, mukenal ini?" "astaga, teman blabla ku itu" . Kutipan tersebut tidak asing ketika dua orang atau lebih akhirnya bertemu lagi setelah beberapa waktu yang lama. Dan pada akhirnya, kita akan terheran-heran karena dunia ini begitu sempit. 

Hari ini kita bertemu lagi. Saling bercerita tentang kesibukan kita masing-masing, tentang harapan-harapan kita nanti, dan semoga saat kita berjumpa lagi, semua asa kita telah terpenuhi. Anti, anak yang dulunya ceroboh, cuek, dan pemalas ini sekarang lanjut di jurusan Teknik Lingkungan. Saya sampai terkejut  saat mendengarnya berbicara seputar kebersihan. Endang, dia sekarang kuliah di salah satu Institut Penerbangan. Ya, dari segi penampilan memang sudah sangat sesuai. Ammi, dari SD dia jago dalam pelajaran Bahasa Indonesia, jadi sudah sangat wajar karena sekarang dia mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Nita, gadis mungil ini dulunya memang sangat rapi dan teliti. Tidak heran jika dia mengambil jurusan Akuntansi. Ina, anak yang sangat gigih dalam melakukan sesuatu, sudah semakin berwibawa sejak menuntut ilmu di STKS. Fadhil, yang dulunya sering saya ejek dengan sebutan "battalak" dan "diet", sekarang benar-benar kurus. Dia melanjutkan studinya di jurusan Ilmu Komunikasi. Imam, yang dulunya adalah preman kelas dan sepertinya sudah ngebet nikah, sekarang sudah bekerja dan bisa mentraktir kita-kita pada hari ini. Sedangkan saya, saya hanya bisa tertawa pasrah saat mereka berkata "tidak capek ko itu belajar Matematika dari SD?" | "deh, semakin mirip ko rumus, Nuu", dan beberapa kalimat unyu lainnya.

Tak peduli berapa juta kebahagiaan dapat melenakan. Namun, ketika kenangan itu diputar kembali, akan ada sederet senyum, akan ada sekumpulan tokoh, dan akan terbersit kata rindu ...



Nita, Ina, Fadhil, Imam, Endang, Ammi, Saya, Anti

Tidak ada komentar: