18 Mei 2014

Sebab Temu Pemusnah Rindu

14 Mei, lab Radio KOSMIK
"Nunuuuu, dari mana ko selama ini? Nunuu toh jahatnyaaa....," ucap kak Isma tergopoh-gopoh sembari berjalan cepat menghampiri saya. 

14 Mei, obrolan pada aplikasi Whatsapp
"Nunuu, pokoknya harus ki' ketemu. Banyak mau kuceritakan :D," kata Ahmad (yang lebih akrab disapa Cekidot) membuat saya haru. "Iya, Ceki. Bangeeet!"

16 Mei, Perpustakaan Pusat Lt. 1
Bersama Kak Jum dan Cekidot, saya menghabiskan waktu senggang usai jumatan dengan menceritakan banyak hal. Mulai dari rencana saya dan Ceki yang ingin mendaftar KKN di kota yang sama, hingga kegalauan Kak Jum yang akan menghadapi Ujian Meja.

17 Mei, Pelataran Gedung IPTEKS
Tiba lebih awal, saya memilih untuk bersender di tembok dan sesekali mengecek ponsel. Tampak kejauhan saya melihat Batara dan kak Syahrir sedang melambaikan tangan dan berdadah-dadah. Duh... habislah saya, pikirku. Iya, tidak lama lagi saya akan menerima omelan atas ketidaknampakan saya untuk beberapa bulan terakhir. Iseng mengawasi sekitar, ups saya menemukan kak Fiqah sedang asyik berbincang di kerumunan. "Nunuuuuu, lama ta' tidak ketemuuu...," sambutnya. Memang benar, kak. Saking lamanya, banyak cerita yang kemudian kita pertukarkan dan banyak rindu yang sungguh malu saya ucap.

Deg deg. Batara muncul. "Bahas apa ko berdua? Ikut dule..," sapanya. "Nunuu, bahagiaku datang meko. Mauko tau, selama ini galau ka' kodong tidak ada sekretarisku...," entah saya harus bahagia atau sedih mendengarnya. "Deh Nunuu, hampirmi bubar band ta' gara-gara tidak ada ko..," tambah kak Syahrir ngawur.

---

Teruntuk kalian, teman-teman dan kakak-kakak yang selalu saja dirindukan meskipun terpisah jurusan dan angkatan, terima kasih karena kalian tetap melebarkan kesabaran atas ketidakhadiranku di setiap kesulitan. 

Ya, aku pulang!

15 Mei 2014

Mengapa Saya?

Rasa-rasanya, beberapa daripadaku mulai jarang terlihat. Entah itu dari keantusiasan saya menghadiri beberapa kegiatan penting, pun gairah untuk sekedar menuliskan beberapa hal dalam blog ini. Saya pun begitu mempertanyakan bagaimana mungkin perputaran waktu mampu mengubah suasana hati manusia dengan begitu cepat. Entah siapa yang harus saya salahkan; lengahnya diri ini untuk berubah, atau justru alam semesta yang begitu payah untuk menyadarkan.

Hmm, sungguh ketidak-karuan hidup ini sangat menyulitkan. Moga saja segala rencana untuk berubah yang sebelumnya hanya sebatas niat dapat terealisasikan, dan pada detik berikutnya kedewasaan mampu melumpuhkan. :)


Seseorang yang sedang berusaha pulih
(sore hari, di teras Himatika)