14 Agustus 2013

Ketika Salah Kostum

Beberapa hari yang lalu, Hilda, sahabat saya sejak SMA yang baru beberapa minggu ini menginjakkan kaki di Kota Makassar, mengajak saya dan beberapa kawan lainnya untuk menghadiri acara syukuran di rumah barunya. Hilda melanjutkan kuliahnya di Unpad, Bandung. Jadi, saya hanya bertemu Hilda ketika libur semester telah tiba.

Karena acara syukurannya dilaksanakan setelah dhuhur, maka saya sempatkan saja ke kampus terlebih dahulu untuk membayar SPP sekaligus menemui dosen PA (Pembimbing Akademik). Setelah semua urusan tidak rampung, saya pun menghubungi Acik, sahabat saya juga. Sambil menentukan tempat dan pukul berapa kami akan berkumpul terlebih dahulu, Acik juga mengirimi saya pesan untuk memakai dress. Katanya, Ninda dan Khatmi (sahabat saya lainnya) juga akan mengenakan dress ke acara tersebut. Saya pun bertanya, "Cik, sebenarnya ini acara apa? Saya tidak salah terima undangan, kan?". "Haha, tidak kok nuu. Cuma Ninda dan Khatmi nya saja yang lagi pengen pake dress". Jleb. Saya pun panik. Bagaimana tidak, saya masih sibuk berkelana di kampus, hanya mengenakan kaos dan cardigan, sedangkan jarak antara kampus dan tempat kami untuk berkumpul lumayan jauh. Ya sudahlah, akhirnya saya menyuruh Acik untuk mengenakan kaos juga :))

Saat tiba di rumah Khatmi, saya begitu terkejut ketika melihat Acik dan Khatmi yang sudah sangat rapi. Acik meminta maaf karena membatalkan niatnya untuk menemani saya memakai kaos, katanya dia dipaksa untuk mengenakan pakaian-cetarrr-membahana juga. Duh.... mereka benar-benar membuat saya merasa ingin pulang saja *nangis*. Setelah berpamitan dan bersalam-salaman dengan orang tua Khatmi, kami pun berangkat menuju rumah Ninda. Hiaaaaat, yang benar saja, Ninda menyambut kami dengan busana ala-ala kondangan berwarna kuning dan jingga yang membuat kami bertiga kompak tertawa. 

Selama di perjalanan, ternyata mereka juga panik membayangkan bagaimana suasana syukuran di kediaman Hilda. Apakah acaranya ramai, atau justru tidak ada kerabat yang diundang sama sekali. Karena alamat rumah Hilda sangat jauh dan memusingkan, akhirnya kami tiba setelah Hilda menjemput kami di depan jalan. Dan, apa yang membuat saya sangat bersemangat saat melihat suasana rumah Hilda dari kejauhan? Yap, tamu-tamunya sudah banyak yang pulang sehingga saya tidak perlu terlalu sungkan untuk melangkah masuk ke dalam rumah. Lalu, apa yang membuat ketiga sahabat saya ini begitu ragu-ragu dan pesimis menuju rumah Hilda? Seperti dugaan saya sebelumnya, hampir semua tamu di rumah Hilda hanya mengenakan busana kasual, hakhakhak.

"Dear Zaskia Adya Mecca, Fatin Shidqia Lubis, dan Nuri Maulida, Adiba Khanza masuk duluan yaaah.....*peluk Ninda, Khatmi, dan Acik*

(ki-ka) Hilda, Ninda, Nunuu, Khatmi, Acik

bersama Zaskia A. Mecca, Nuri Maulida, dan Fatin Shidqia -__-

Tidak ada komentar: