20 September 2012

Fallin' In Love

     
       20 September 2012. Hari ini film “Fallin’ In Love” tayang perdana di seluruh bioskop tanah air. Film yang dibintangi oleh idola saya, Adly Fayruz. Film ini adalah film kedua yang diperankannya, di mana film sebelumnya berjudul “Kembang Perawan”. Seminggu yang lalu saya sudah khawatir jika saja saya tidak bisa menyaksikannya hari ini. Jadwal kuliah yang padat dan tugas yang menumpuk menjadi penyebab utama jika saya batal untuk menonton Fallin' In Love hari ini. Ternyata, ada keajaiban yang terjadi hari ini. Dosen Teori Peluang hanya mengajar satu jam dan tidak ada kuliah Algoritma setelahnya.  

     Segeralah saya berangkat ke M’Tos (Makassar Town Square), pusat perbelanjaan terdekat dari kampus, pukul 14.15 ditemani sahabat saya, Ainun dan Ulfah. Sesampainya di bioskop M’tos, rupanya kami sudah terlambat sepuluh menit dari jam tayang film tersebut. Tak apalah, kami tetap berniat masuk. Oh iya, hanya karena tidak ingin ketinggalan semenit saja, kami bertiga lari tergesa-gesa layaknya mahasiswa yang sudah terlambat kuliah pagi.

     Setibanya kami di kursi masing-masing, sejenak kami mengatur napas, dan mulai menyaksikan film tersebut. Baru beberapa detik saja, kami sudah disambut dengan adegan ciuman Rado (Adly Fayruz) dan Larasati (Mikha Tambayong). Alhasil, saya teriak histeris dalam ruangan itu. Jangan tanyakan bagaimana perasaan kedua sahabat saya ini. Sudah pasti. Malu.

     Sungguh, saya tidak mengerti dengan alur cerita film ini. Semuanya terlihat aneh. Satu-satunya yang menahan saya untuk tetap berada di ruangan ini, yaitu Adly. Akting Mikha Tambayong terkesan sangat dibuat-buat, tidak heran jika saya selalu teriak ketika dia bertingkah genit di depan Adly. Saya juga kurang paham dengan sikap si Larasati yang awalnya mencintai Rado, lalu berpindah hati ke Beben (Boy William). Tak lama setelah itu, dia kembali kepada Rado, lalu kembali lagi bersama Beben. Ini lebih membingungkan dari rumus Persamaan Differensial #pfft

     Sempat tadi saya mengeluarkan air mata ketika melihat Rado menangis karena merelakan Larasati untuk Beben. Bukan. Bukan karena adegannya sangat menyedihkan, tapi karena saya tidak sanggup melihat Adly mengeluarkan air mata T_T Hmmmm, saya cukup senang bisa menyaksikan film ini meskipun secara umum sangat jauh dari bayangan saya sebelumnya. Tak apalah, hitung-hitung pengganti kuliah Algortima, halah. 

trailer Fallin' In Love


huft -.-

Tidak ada komentar: