24 September 2013

Ketika Kau Lupa

Kau akrab dengan lupa, entah sejak kapan. Kalian berteman baik, sama halnya ketika kita memutuskan untuk berbagi obrolan yang panjang. Berisik. Berbagai tajuk sering kita hadirkan, dari yang sangat sederhana hingga yang paling ruwet; mengenai masa depan, misalnya. Ah, itu kesukaanku. 

Ada yang bilang, teman baik tak banyak tanya. Namun, percakapan yang menggantungkan banyak tanda tanya selama ini akhirnya membantah pendapat tersebut. Aku gemar bertanya, dan kau tak bosan-bosannya menjawab. Karena teman baik akan selalu mengingatkan sekaligus mudah merasa bosan, maka jangan segan untuk mengingatkan jika kau bosan.

Kukira percakapan kita selama ini seharusnya lebih berat dibandingkan dengan ringannya kesalahpahaman. Tapi apa boleh buat, ini bukan pertama kalinya kau memaklumkan tingkah kekanak-kanakan seseorang yang selama ini menganggapmu lebih dari saudara. Anggap saja ini adalah proses baginya untuk terus berintrospeksi demi menyeimbangkan logika dan perasaannya.

Konon katanya, manusia ditakdirkan terjebak dalam dunia. Termasuk dengan ketidak berdayaannya ketika ditumpahkan berbagai prasangka. Tertipu oleh rutinitas, menjumpai kesibukan baru, dan cenderung memutuskan ikatan.

Kau akrab dengan lupa, entah sejak kapan. Tatkala kekecewaan menghampiri dan kau memilih untuk lupa, tenang saja. Akan ada kenangan yang mengingatkanmu bahwa sebelum lupa, kau berteman baik dengannya.

Makassar, 2013
yang tak henti-hentinya diliputi rasa sesal

2 komentar:

Andi Batara al-Isra mengatakan... Balas

ya, selesaikan persuratan sebelum kau lupa :P

Andi Batara al-Isra mengatakan... Balas

ya, selesaikan persuratan sebelum kau lupa :P