17 Desember 2012

Sudah Biasa


berawal dari sebuah pertemuan. bertambah menjadi sebuah keakraban. lalu, sesuatu itu datang. menyapaku diam-diam. aku tak peduli. kita sama-sama tak peduli. sesuatu itu bertambah besar, menjadi banyak, sulit diabaikan. akhirnya, kusambut kehadirannya dengan baik. kemudian semesta memperlihatkan segalanya. sesuatu itu berkurang, aku mengusirnya. ini sudah biasa ...

berawal dari sebuah pertemuan. bertambah menjadi sebuah keakraban. saling membutuhkan, saling melengkapkan. mungkin aku yang terlalu lemah. mungkin juga aku yang mudah diselimuti amarah. mungkin mereka menganggap ini sudah biasa. mungkin juga mereka tak tahu apa-apa. sebenarnya, siapa yang salah. mungkin aku, mungkin juga mereka. ah, ini sudah biasa ...

berawal dari sebuah pertemuan. bertambah menjadi sebuah keakraban. lingkungan dan beberapa kejadian pada akhirnya mempertemukan. kurasa, keterikatan kita ditakdirkan. namun, jarak memperburuk keadaan. biarlah semuanya menjadi kenangan. biarlah waktu senggang menutupi keretakan. benar saja, ini sudah biasa ...

berawal dari sebuah pertemuan. bertambah menjadi sebuah keakraban. semua ini sudah biasa. tenang, aku pun sudah biasa ...


pukul 14.14, di ruang seminar Jurusan Matematika
sedang duduk di hadapan prof Syam, yang lagi-lagi menunda untuk mengumpulkan tugas

Tidak ada komentar: