9 Agustus 2013

Lebaran Tahun Ini

Tak terasa, sebulan penuh kita berpuasa melawan lapar dahaga serta segala cobaan. Kini, gema takbir bersemilir di angkasa, semesta gembira menyambut hari raya, serta pintu maaf hadir sebagai pelebur dosa. Dua tahun terakhir selama ramadhan ini, saya menikmati sahur hingga berbuka puasa serta menunaikan shalat Ied hanya bertiga bersama kedua orang tua. Ketiga kakak saya telah berkeluarga, sehingga hari-hari saya lalui sebagai anak kesayangan sekaligus tumbal omelan #becanda. 

Wajar saja saya selalu kena marah. Di bulan puasa yang seharusnya menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga, saya malah sering keluar rumah hingga larut guna menghadiri berbagai ajakan buka puasa bersama dari teman. Ditambah lagi dengan kasus jam tidur saya yang benar-benar tidak normal, setiap harinya ibu saya hanya bisa mengurut dada melihat tingkah laku anak perempuannya yang mirip kelelawar (tidur di siang hari, mencari makan di malam hari -_-).

Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, saya dan keluarga tidak bisa berlebaran di kampung halaman, Kabupaten Watansoppeng. Mungkin minggu depan kami baru sempat untuk berkunjung kesana. Susahnya mengompakkan waktu luang kakak-kakak saya salah satu kendalanya. Sedangkan saya, libur atau sibuk tidaknya saya tidak pernah dipertimbangkan, hiks #SaveAnakBungsu.

Kemarin, setelah melaksanakan ibadah shalat Ied di masjid, kakak pertama saya dan suaminya datang ke rumah. Beberapa menit setelahnya, kakak kedua saya bersama suami dan kedua anaknya juga turut meramaikan suasana rumah yang sebelumnya cukup hening. Keponakan kedua saya yang berumur empat tahun, Azzam, memang menjadi pusat segala perhatian tercurah dikarenakan celotehannya. Dengan polosnya dia mencetuskan dirinya sebagai pria dewasa hanya karena kini dia memakai *maaf pakaian dalam berwarna gelap serta sudah pernah terkena air hujan (jangan tanyakan mengapa). Setelah itu, suasana semakin ramai setelah kami bertemu istri, anak, serta keluarga dari istri kakak saya yang ketiga. Sayangnya, kakak saya yang bernama Wawan itu tidak hadir, dia masih berada di Malino huhu. Dan tidak seperti keluarga-keluarga lainnya yang mengabadikan momen lebaran dengan berfoto bersama, saya dan keluarga jarang melakukannya. Mungkin karena semua saudara saya sudah dewasa dan agak jaim, sehingga tidak ada yang berinisiatif untuk itu.

Jika ada perilaku atau tingkah yang menoreh luka, mohon dimaafkan dengan segala keikhlasan. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin :') - Nur Rahmah Makmur dan keluarga

huehehe~

Tidak ada komentar: