Deadline adalah tenggang atau batas waktu dimana kita dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah menjadi kewajiban kita. Deadline membuat kita panik, pusing, stress, tiba-tiba semangat, tiba-tiba kreatif, dan tentunya begadang. Ketika awal-awal diberi pekerjaan, semangat masih membara-bara ingin cepat-cepat menyelesaikannya. Namun, nikmatnya liburan telah memadamkan semangat itu secara perlahan. Setiap harinya diri ini dengan santainya bermalas-malasan namun fikiran tetap pusing memikirkan pekerjaan itu bagaimana jadinya nanti.
Saya sudah mencoba untuk memulai, namun semuanya terkendala di ide. Pekerjaan itu menjadi tergantung, tanpa penyelesaian. Ingin menyelesaikannya, tapi bayangan kegagalan selalu menghantui. Rasanya ingin mengulang waktu yang telah diabaikan sebelumnya. Rasanya ingin meminjam ide orang lain saja untuk menyelesaikannya. Dan saya teringat akan tulisan Raditya Dika beberapa waktu lalu di jejaring sosialnya,
- Rasanya kita bisa sepakat bahwa deadline bisa membuat badan gemuk
- Sakit kepala malam ini disponsori oleh banyak deadline
- Deadline semakin dekat sementara tulisan tidak kunjung selesai. Mempersiapkan jurus wajib semua penulis: Jurus Menghilang Dari Editor
- Kenapa kalo lagi deadline, hal2 lain yg tidak berhubungan dgn deadline pasti jadi menarik?
- Memasuki momen di mana deadline terlihat lebih seram daripada hantu mana pun
Ya. Semua orang yang pernah dikejar deadline pasti pernah merasakan kalimat-kalimat diatas. Penulis sekelas Raditya Dika tentu saja menanggung pekerjaan yang lebih berat dibandingkan pekerjaan saya. Toh, pada akhirnya dia bisa melewatinya dan sukses dengan buku-bukunya. so, Kenapa saya tidak? :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar