Ah… rasanya sudah lama sekali
tidak berkunjung disini. Meskipun sudah tidak ada lagi kesibukan kampus yang
menjadi alasan saya untuk berberat hati menuliskan beberapa tulisan, namun beban setelah lulus memaksa saya untuk tidak terlalu sering meluangkan waktu
menjajaki dunia maya. Sejak tanggal 24 Juni kemarin, saya resmi berstatus
“sarjana pengangguran”. Sefavorit-favoritnya perguruan tinggi, memang tidak ada
yang menjamin lulusannya sukses di dunia kerja. Bahkan, serumit-rumitnya
jurusan suatu universitas, jurusan tersebut pun belum tentu menjamin lulusannya
mendapatkan pekerjaan dengan mudah.
Saya termasuk tipikal orang yang
selalu terpacu dengan kesuksesan orang lain. Melihat orang-orang yang sukses di
bidang akademiknya, yang diberikan kelancaran sampai meraih gelarnya, yang
diberikan kemujuran hingga memperoleh pekerjaannya, dan masih banyak lagi.
Namun ternyata ini tidak berlaku ketika beberapa sahabat seperjuangan saya di
kampus diberi rezeki mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Saya kepikiran berhari-hari,
merasa payah akan diri sendiri, dan akhirnya sakit karena membebani diri.
Beruntung saja, sebulan setelah
menganggur saya ditawari oleh senior untuk menjadi mitra kerja di BPS
(Badan Pusat Statistik) Makassar. Selama setengah bulan saya membantu mengentri
data dan alhamdulillah penghasilannya memuaskan ehehe. Honor tersebut saya
gunakan untuk memperbaiki susunan gigi saya yang sangat berantakan dan tadaaaa
Anabel = Anak Berbehel
Setelah pergi pagi pulang petang
dan duduk di komputer selama berhari-hari, terasa singkat ketika saya kembali
menganggur dan hanya sesekali belajar di rumah. Namun apapun kondisi yang
diberikan, sepatutnya saya syukuri. Sejak tidak disibukkan dengan apapun, saya
jadi lebih sering berkumpul dan bercengkrama dengan sahabat-sahabat saya sejak
SMA. Disebabkan rumah Popi yang tidak begitu jauh dari rumah, jadilah saya
selalu mampir kesana. Oleh ide yang dicetuskan Keong, kami sepakat untuk
menjadikan pertemuan-pertemuan kami lebih bermanfaat. Tidak hanya bertemu,
ketawa ketiwi, dan sebagainya, tetapi kami akan membuat suatu usaha agar kami
tidak lagi menengadahkan tangan kepada orang tua untuk meminta uang saku.
Berdasarkan gaya hidup kebanyakan
orang saat ini yang pada momen-momen tertentu memberikan bunga untuk orang yang
dikasihinya, kami belajar dari internet untuk membuat buket
bunga cantik dari kain flanel. Awalnya kami hanya mempromosikannya dari
kenalan-kenalan saja, namun banyaknya permintaan membuat kami memutuskan untuk
turun langsung di beberapa lokasi wisudahan serta mempublikasikannya di
internet. Tidak hanya itu, proposal usaha kami yang dibuat oleh Keong lulus
seleksi dan diutus ke Jakarta untuk mengikuti tahap selanjutnya. Tapi sayangnya
Keong tidak berhasil lolos dan tidak menimbulkan kekecewaan sedikitpun untuk
kita berenam.
Sebenarnya kami bersahabat
sebanyak tujuh orang, tetapi karena Hilda masih berkutat dengan skripsinya dan
berkuliah di Bandung, dia tidak bisa bergabung. Sedangkan
kami berenam sudah pada menyelesaikan kuliah dan hanya Acik yang mempunyai
pekerjaan tetap. Sembari menjemput rezeki (pekerjaan, berkeluarga, atau melanjutkan
sekolah) kami di masa mendatang, kami berenam akan tetap melanjutkan usaha ini
sebisa mungkin. Jika dikatakan banyak sarjana yang malu untuk berjualan, itu
tidak berlaku untuk kami. Sebab malu yang sesungguhnya yakni ketika kita tidak
melakukan dan menghasilkan apa-apa :)
Sebelum berjualan
Setelah berjualan wkwk
mau pesan atau sekedar tanya seputar buket handmade lucu dari kami? follow instagram ge's florist dan klik link di bio aja yaa
*GE merupakan singkatan dari Girls Entrepreneur