Sore tadi, saya kembali menorehkan kisah apes di buku perjalanan hidup saya. Suasana lorong yang
cerah pasca Makassar diguyur hujan menyambut saya dan Kak Try yang baru saja
tiba. Tidak ada firasat buruk di kepala saya kecuali dugaan akan berpapasan
dengan kakak ketiga saya yang mungkin saja juga akan tiba di rumah. “Sampe sini
mo nah,” ucap Kak Try. “Okay,” jawabku sambil mendaratkan kaki kanan disusul
dengan kaki kiri tanpa melihat ke arah bawah. BYURRR!!! “HUAAAAAAAAAA,” teriakku dengan kencang. Kak Try
berbalik. “Kenapa ko bisa jatuh?” tanyanya terbata-bata sambil tertawa. “Menurut
nganaa?” balasku dalam hati.
Masih sambil cekikikan, dia menarikku hingga berpijak di
darat. Celana yang basah dan berbau hingga lutut, kaki yang cemong, dan… eit,
sepatuku yang kiri lenyap. Saya merengek sambil loncat-loncat. Anak kecil yang
saat itu sedang bermain di sekitar mengerumuni saya berharap mendapatkan
tontonan keren. Saya masih loncat-loncat. Kak Try panik sambil
tertawa. Dia membuka sepatunya, menggulung celananya, dan meraih sepatu saya
hanya dengan mencelupkan sebelah kaki. Sial. Kenapa dia tidak basah seperti
saya? Huh.
Sepatu Cinderella cemong sudah lengkap, tetapi saya masih merengek.
Saya marah dengan Kak Try yang memasang wajah tidak bersalah sebab sudah memarkirkan
motor di pinggir selokan. Saya jatuh layaknya peserta Benteng Takeshi yang
ingin meloncati tantangan sumur maut >.<
Dari tempat kejadian perkara, saya meninggalkan jejak kaki
berwarna hitam menuju rumah. Setibanya di rumah, saya disambut pertanyaan “kenapa
ki’ tante Nunu?” dari ponakan yang disusul dengan adegan menutup hidung. Rasa
malu, marah, kesal, teraniaya, merasa bau, semuanya tumpah menjadi titik-titik
air mata tatkala saya merendam celana yang baru saja menjadi korban peristiwa celaka
tadi.
“Sudah jatuh tertimpa tangga beserta tukang-tukangnya”
merupakan peribahasa yang sesuai untuk kejadian yang baru saja saya alami. Miris
saja untuk seseorang berusia 22 tahun seperti saya harus terjun di selokan
tepat di depan si do’i, dan ditertawai pula huhuhu.
![]() |
I know you so well :" |
---
Ponselku berbunyi lagi. Ada pesan masuk dari Kak Try. Tidak akan kubalas.
7 komentar:
Nu, jatuh di selokan di umur 22 bukan hal yang membanggakan loh, nuu.
wah itu fenomenal sekali.. mungkin bakal jadi trending topic di kalangan temen2nya nona nunu. :)
@Adityar: Iya kak, tau kok tauuu >,<
@Jejen Zaenudin: Saya cuma cerita disini, jadi cuma teman² blog yang tau ceritanya wkwkwk
Hahahahhaha.. lucu mu kawwwe nu. Apa komennya azzam pas liat ko ?
tapi tentunya para saksi yang berada di TKP juga tahu dong.. gak kebayang reaksinya gimana.. haha
@Ainun Abdal: nda komen apa-apa ji nung, tatapan iba jih :"
Posting Komentar